Senin, 10 November 2014

Pradiklat


MAKRABNYA CALTA  KSR PMI UNIT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

Pradikat calon anggota KSR PMI Unit Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah dilaksanakan tanggal 1 dan 2 November 2014 membuat kesan menyenangkan, dan seru baik bagi panitia maupun calon anggota. Pada pradiklat tahun ini dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Purworejo dan Bumi Perkemahan Argo Putro Purworejo.
Upacara pembukaan yang diadakan di halaman Kampus Timur Universitas Muhammadiyah Purworejo sekitar pukul 15.30 WIB. Setelah Upacara, diadakan dinamika kelompok. Kemudian, setelah Maghrib diadakan acara makan bersama, acara ini dilakukan untuk meningkatkan rasa kebersamaan. Sekitar pukul 20.00 WIB calon anggota siap untuk berjalan kaki menuju Bumi Perkemahan dengan melewati berbagai pos seperti: Pos Pemberangkatan, Pos Pengetahuan Umum, Pos Kesanggupan, Pos Apotik  Hidup, Pos Jamu, Pos Evakuator, Pos PBB, dan Pos Finishing. Dalam pos finishing ini terdapat ular piton yang sudah jinak, pada pos ini juga diberi sedikit pengetahuan tentang Ular.

Minggu, 2 November 2014 di area bumi perkemahan ini diadakan Renungan, Senam pagi dan Outbound. Renungan diadakan pukul 3 pagi, Senam pagi pukul 05.30 WIB dengan peregangan otot, dan dance for life. Sedangkan Outbound dari acara pradiklat ini ialah jaring laba-laba, pindah bola, merayap, memindah kelereng, radiasi, meniti tali, benteng takesi, dan gapyak. Outbound ini dilakukan untuk melatih kekompakkan kelompok, dan pelatihan menghadapi medan untuk menyelamatkan korban saat terjadi bencana.
Seusai rangkaian kegiatan Outbound, semua peserta dan beberapa panitia kembali ke Universitas Muhammadiyah Purworejo, dengan berjalan kaki dan melewati sungai. Setelah itu, diadakan upacara penutupan dilanjut pembagian hadiah dan kenang-kenangan untuk peserta pradiklat dan kemudian bersalaman dengan panitai. Dalam acara ini terdapat 50 peserta, dan 35 panitia dari KSR PMI Unit Muhammadiyah Purworejo, dan beberapa demisioner, perwakilan dari KSR unit POLSA, AKBID, AKPER.
            Saat diwawancarai (7/11) S.F. Nikmah mengungkapkan bahwa semua kegiatan sukses, dan berterima kasih terhadap pihak yang turut membantu jalannya kegiatan ini.

Minggu, 12 Oktober 2014

Sisihkan Darahmu untuk Mereka


Seperti yang sudah diketahui banyak orang, donor ialah penyumbang darah, sedangkan pendonor  adalah orang yang menyumbang darah. Untuk saat ini donor darah sudah menjadi hal yang biasa dilakukan oleh sebuah instansi khususnya bidang kesehatan.
Pada hari Selasa, 30 September 2014,  KSR PMI Unit Universitas Muhammadiyah Purworejo mengadakan acara donor darah. Acara tersebut berlangsung dari pukul 08.00-13.00 WIB di SHC (bascamp KSR). Pada acara donor darah ini KSR PMI Unit Universitas Muhammadiyah Purworejo bekerjasama dengan PMI. Untuk jumlah petugas yang bertugas mengambil darah ada 3 orang, dan dalam kegiatan ini juga terdapat 2 dokter.
Dari data yang dimiliki petugas dari anggota KSR terdapat sekitar 117 calon pendonor, tetapi hanya 93 calon pendonor yang lolos. Dengan begitu terdapat 93 kantong darah yang siap diberikan bagi yang membutuhkan.  Untuk kali ini tidak hanya beberapa anggota KSR PMI Unit Muhammadiyah Purworejo dan warga Universitas Muhammadiyah  Purworejo, tapi juga beberapa anggota KSR  Unit Akper.
Bagi para pendonor mendapat fasilitas tambahan  dari PMI berupa Penambahan GIzi (mie,susu,roti,obat) dan dari KSR PMI Unit Universitas Muhammadiyah Purworejo memberi stiker untuk kenang-kenangan, dan minuman setelah donor.

“Alhamdulillah semua aman-aman saja tidak ada kendala, dan jasa para pendonor, panitia, tidak saya  lupakan. Semoga dapat pahala dari Allah SWT.  Give Blood Give Life” ungkap Eni Anisa Oktavia selaku ketua panitia donor darah di akhir wawancara (4/10). 

Kamis, 25 September 2014

agenda terdekat

 Siamo... !!!!

         Terima kasih kepada teman-teman yang sudah mendaftar di KSR PMI Unit Universitas Muhammadyah Purworejo. Mungkin banyak yang bertanya tentang agenda KSR PMI Unit Universitas Muhammadyah Purworejo  tentang agenda terdekat. Untuk saat ini KSR PMI Unit Universitas Muhammadyah Purworejo akan mengadakan donor darah yang akan diadakan di  SHC (bascamp KSR) pada tanggal 30 Sepember 2014
 dan agenda berikutnya adalah Pradiklat yang akan diposting segera...

       Semangat Kawann!!

#Senyum Selalu  ^_^

Jumat, 19 September 2014

Kebersaman dengan Maba OSPEK 201

           
Ospek yang berlangsung dari tanggal 15-18 September berlangsung sangat menyenangkan,  karena UKM  KSR PMI Unit Universitas Muhammadiyah Purworejo turut andil dalam kegiatan tersebut melalui pos kesehatan, bagi anggota KSR sendiri biasa disebut dengan Pos PP (Pertolongan Pertama).
            Pos PP tersebut terbagi menjadi tiga tempat yaitu SHC (bascamp KSR),  Ruang UKM Jurnalistik dan Ruang Auditorium. Dan Ruang pertama untuk merawat pasiaen berada di ruang UKM Jurnalistik, sebab UKM Jurnalistik lebih dekat dengan Ruangan Maba saat kegiatan OSPEK berlangsung.
            Pada Ospek pertama, tepatnya hari Senin, 15 September 2014 terdapat empat Maba yang mengalami sakit, dan salah satu diantaranya sempat di rujuk ke Rumah Sakit Ibu dan Anak Aisya. Ospek Hari ke-2 terdapat  sekitar 14 Pasien, dan  diantaranya juga ada yang di rujuk k RS yang sama, tapi setelah lebih baik, 2 Maba meminta untuk kembali ke Kampus.
            Hari Ke-3 OSPEK , tanggal 17 September 2014 KSR PMI Unit Unversitas Muhammadiayah Purworejo, mendapat kesempatan untuk mengisi acara pagi Ospek.  KSR PMI Unit Universitas Muhammadiyah Purworejo pun penampilkan Dance For Life, yang berhasil memukau Maba, dan terdapat 10 perwkilan anggota  KSR PMI Unit Universitas Muhammadiyah Purworejo untuk mengikuti HUT PMI ke-69 di PMI kabupaten Purworejo.
           
Kemudian di siang harinya terdapat stand UKM, KSR PMI Unit Universitas Muhammadiyah Purworejo pun kembali menarik hati Maba yang melihatnya.  Selain anggota yang bertugas di stand juga terdapat petugas yang merawat  sekitar 16 Pasien.
“Kebanyakan Maba belum Sarapan, Dehidrasi, Perut Sakit” ungkap Dwi Cahyno (Ketua KSR)

Sedangkan tanggal 18 september 2014 terdapat 23 Maba yang mengalami sakit. Dan menurut Desi Muflihah Ketua SHC di antara pasien yang sakit terdapat pasien yang sesak nafas dan sakit  gigi. 

Jumat, 05 September 2014

Semarak Karnaval 2014



Karnaval peringatan HUT RI ke-69 tanggal 25 dan 27 Agustus 2014 dimeriahkan oleh semua Instansi Pemeritah dan Umum Kabupaten Purworejo termasuk KSR PMI Unit Universitas Muhammadyah Purworejo . Anggota KSR PMI Unit UMP sudah melakukan persiapan sejak tanggal 25 Agustus 2014. Sedangkan karnaval  di adakan tanggal 27 Agustus 2014.

Pada tahun ini KSR PMI Unit UMP mewakilkan 2 anggota sebagai perwakilan kampus dengan menggunakan pakaian dinas harian  PMI,  tidak seperti tahun kemarin yang seluruh anggota ikut memperingatinya. Hal ini disebabkan karena pihak kampus menginginkan 2 perwakilan setiap UKM.  Namun, pihak kampus juga meminta perwakilan untuk PP, dan KSR PMI Unit UMP mengirimkan 10 anggota KSR.  Sepuluh anggota KSR tersebut terbagi menjadi 2 anggota di mobil, dan 8 anggota jalan di sekitar mobil. Selain itu, KSR PMI Unit UMP juga mengirmkan 10 anggota ke PMI Kabupaten Purworejo, yang nantinya bergabung dengan KSR Unit lain sebagai perwakilan KSR PMI.
KSR PMI Unit UMP  perwakilan KSR UMP berangakat dari kampus pukul 13.30 WIB  UMP menggunakan kaos Lapangan, dan acara karnaval tersebut selesai pukul 17.30  WIB. “ terlalu lama menunggu untuk jalan, jadi gatal. Tapi waktu udah jalan asik juga si” ungkap Nikmah, Khusnun, dan Arumita(anggota KSR).
Risky Yunita Siwi sebagai Wakil Ketua KSR PMI Unit UMP mengungkapkan Selama perjalan karnaval, tidak ada satu pasien pun yang sakit.  Dan kami senang bisa ikut partisipasi dan memeriahkan Karnaval HUT RI tahun ini.

Kamis, 16 Januari 2014

Assesment / Penilaian Korban

Saat menemukan penderita ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya, baik itu untuk mengatasi situasi maupun untuk mengatasi korbannya.
Langkah – langkah penilaian pada penderita
a.    Penilaian Keadaan
b.    Penilaian Dini
c.    Pemeriksaan Fisik
d.    Riwayat Penderita
e.    Pemeriksaan Berkala atau Lanjut
f.     Serah terima dan pelaporan

Penilaian keadaan
Penilaian keadaan dilakukan untuk memastikan situasi yang dihadapi dalam suatu upaya pertolongan. Sebagai penolong kita harus memastikan apa yang sebenarnya kita hadapai, apakah ada bahaya susulan atau hal yang dapat membahayakan seorang penolong. Ingatlah selalu bahwa seorang atau lebih sudah menjadi korban, jangan ditambah lagi dengan penolong yang menjadi korban. Keselamatan penolong adalah nomor satu.

Keamanan lokasi
Pelaku pertolongan pertama saat mencapai lokasi kejadian, haruslah tanggap dan dengan serta merta melakukan penilaian keadaan dengan mengajukan pertanyaan – pertanyaan seperti dibawah.
a.    Bagaimana kondisi saat itu
b.    Kemungkinan apa saja yang akan terjadi
c.    Bagaimana mengatasinya

Setelah keadaan di atasi barulah kita mendekati dan menolong korban. Adakalanya kedua ini berjalan bersamaan.

Tindakan saat tiba di lokasi
Bila anda sudah memastikan bahwa keadaan aman maka tindakan selanjutnya adalah :
1.    Memastikan keselamatan penolong, penderita, dan orang-orang di sekitar lokasi kejadian. 
2.    Penolong harus memperkenalkan diri, bila memungkinkan:
·         Nama Penolong
·         Nama Organisasi
·         Permintaan  izin untuk menolong dari penderita / orang
3.    Menentukan keadaan umum kejadian (mekanisme cedera) dan mulai melakukan penilaian dini dari penderita.
4.    Mengenali dan mengatasi gangguan / cedera yang mengancam nyawa.
5.    Stabilkan penderita dan teruskan pemantauan.
6.    Minta bantuan.

Sumber Informasi
Informasi tambahan mengenai kasus yang kita hadapi dapat diperoleh dari :
·         Kejadian itu sendiri.
·         Penderita (bila sadar).
·         Keluarga atau saksi.
·         Mekanisme kejadian.
·         Perubahan bentuk yang nyata atau cedera yang jelas.
·         Gejala atau tanda khas suatu cedera atau penyakit.

Penilaian Dini
Penolong harus mampu segera mampu untuk mengenali dan mengatasi keadaan yang mengancam nyawa korban.

Langkah-langkah penilaian dini
a.    Kesan umum
Seiring mendekati penderita, penolong harus mementukan apakah situasi penderita tergolong kasus trauma atau kasus medis.
Kasus Trauma – Mempunyai  tanda – tanda yang jelas terlihat atau teraba.
Kasus Medis – Tanpa tanda – tanda yang terlihat atau teraba

b.    Periksa Respon
Cara sederhana untuk mendapatkan gambaran gangguan yang berkaitan dengan otak penderita
          Terdapat 4 tingkat Respons penderita
A = Awas
Penderita sadar dan mengenali keberadaan dan lingkungannya.
S = Suara
Penderita hanya menjawab/bereaksi bila dipanggil atau mendengar suara.
N = Nyeri
Penderita hanya bereaksi terhadap rangsang nyeri yang diberikan oleh penolong, misalnya dicubit, tekanan pada tulang dada.    
T = Tidak respon
Penderita tidak bereaksi terhadap rangsang apapun yang diberikan oleh  penolong. Tidak membuka mata, tidak bereaksi terhadap suara atau sama  sekali tidak bereaksi pada rangsang  nyeri.

c.    Memastikan jalan napas terbuka dengan baik (Airway).
Jalan napas merupakan pintu gerbang masuknya oksigen ke dalam tubuh manusia. Apapaun usaha yang dilakukan, namun bila jalan napas tertutup semuanya akan gagal.
a.    Pasien dengan respon
Cara sederhana untuk menilai adalah dengan memperhatikan peserta saat berbicara. Adanya gangguan jalan napas biasanya akan berakibat pada gangguan bicara.
b.   Pasien yang tidak respon
Pada penderita yang tidak respon, penolonglah yang harus mengambil inisiatif untuk membuka jalan napas. Cara membuka jalan napas yang dianjurkan adalah angkat dagu tekan dahi. Pastikan juga mulut korban bersih, tidak ada sisa makanan atau benda lain yang mungkin menyumbat saluran napas
d.    Menilai pernapasan (Breathing)
Periksa ada tidaknya napas dengan jalan lihat, dengar dan rasakan, nilai selama 3 – 5 detik.
Pernapasan yang cukup baik
i.     Dada naik dan turun secara penuh
ii.   Bernapas mudah dan lancar
iii. Kualitas pernapasan normal
(<8 x/menit dewasa, <10 x/menit anak – anak, 20 x/menit bayi)
Pernapasan yang kurang baik
i.     Dada tidak naik atau turun secara penuh
ii.   Terdapat kesulitan bernapas
iii. Cyanosis (warna biru/abu – abu pada kulit, bibir, atau kuku)
iv.  Kualitas pernapasan tidak normal
e.    Menilai sirkulasi dan menghentikan perdarahan berat
Pastikan denyut jantung cukup baik Pastikan bahwa tidak ada perdarahan yang dapat mengancam nyawa yang tidak terlihat. Pakaian tebal dapat mengumpulkan darah dalam jumlah yang cukup banyak.
f.     Hubungi bantuan
Mintalah bantuan kepada orang lain atau tenaga terlatih lain. Pesan yang disampaikan harus singkat, jelas dan lengkap.

 Penilaian dini harus diselesaikan dan semua keadaan yang mengancam nyawa sudah harus ditanggulangi sebelum melanjutkan pemeriksaan fisik.
  
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik harus dilakukan dengan rinci dan sistematis mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Tiga metode pemeriksaan fisik:
1.    Penglihatan (Inspection)
2.    Perabaan (Palpation)
3.    Pendengaran (Auscultation)

Jangan banyak membuang waktu untuk melakukan pemeriksaan secara rinci. Lakukan secara cepat tetapi pastikan tidak ada yang terlewat. Pemeriksaan fisik memastikan bahwa tidak ada yang terlewat.

Beberapa hal yang dapat dicari pada saat memeriksa korban :
P erubahan bentuk        - (Deformities) bandingkan sisi sakit dengan yang sehat
L uka Terbuka       - (Open Ijuries) biasanya terlihat adanya darah
N yeri                  - (Tenderness) daerah yang cedera lunak bila ditekan
B engkak              - (Swelling) daerah yang cedera mengalami pembengkakan


Beberapa tanda cedera mungkin dapat jelas terlihat, banyak yang tidak terlihat dan menyimpan serius cedera potensial.
  ! Dengarkan penderita. Dengan mendengarkan dapat menunjukkan kepedulian dan memungkinkan mendapat informasi.

Pemeriksaan fisik (Head to Toe)
Amati dan raba (menggunakan kedua tangan dan dengan tekanan), bandingkan (simetry), cium bau yang tidak biasa dan dengarkan (suara napas atau derit anggota tubuh), dalam urutan berikut:
1.    Kepala
Ø  Kulit Kepala dan Tengkorak
Ø  Telinga dan Hidung
Ø  Pupil Mata
Ø  Mulut
2.    Leher
3.    Dada
Ø  Periksa perubahan bentuk, luka terbuka, atau perubahan kekerasan
Ø  Rasakan perubahan bentuk tulang rusuk sampai ke tulang belakang
Ø  Lakukan perabaan pada tulang
4.    Abdomen
Ø  Periksa rigiditas (kekerasan)
Ø  Periksa potensial luka dan infeksi
Ø  Mungkin terjadi cedera tidak terlihat, lakukan perabaan
Ø  Periksa adanya pembengkakan
5.    Punggung
Ø  Periksa perubahan bentuk pada tulang rusuk
Ø  Periksa perubahan bentuk sepanjang tulang belakang
6.    Pelvis
7.    Alat gerak atas
8.    Alat gerak bawah

Pemeriksaan tanda vital
  1. Frekuensi nadi, termasuk kualitas denyutnya, kuat atau lemah, teratur atau tidak
  2. Frekuensi napas, juga apakah proses bernapas terjadi secara mudah, atau ada usaha bernapas, adakah tanda-tanda sesak napas.
  3. Tekanan darah, tidak dilakukan pemeriksaan oleh KSR dasar
  4. Suhu, diperiksa suhu relatif pada dahi penderita. Periksa juga kondisi kulit: kering, berkeringat, kemerahan, perubahan warna dan lainnya.

Denyut Nadi Normal :
Bayi             : 120 - 150 x/menit
Anak             : 80 - 150 x/menit
Dewasa         : 60 - 90 x/menit

Frekuensi Pernapasan Normal: 
Bayi             : 25 - 50 x/ menit
Anak             : 15 - 30 x/ menit
Dewasa         : 12 - 20 x/ menit


Riwayat Penderita
Selain melakukan pemeriksaan, jika memungkinkan dilakukan wawancara untuk mendapatkan data tambahan. Wawancara sangat penting jika menemukan korban dengan penyakit.

Mengingat wawancara yang dilakukan dapat berkembang sangat luas, untuk membantu digunakan akronim : KOMPAK
K = Keluhan Utama (gejala dan tanda)
sesuatu yang sangat dikeluhkan penderita
O = Obat-obatan yang diminum.
Pengobatan yang sedang dijalani penderita atau obat yang baru saja diminum atau obat yang seharusnya diminum namun ternyata belum diminum.
M = Makanan/minuman terakhir
Peristiwa ini mungkin menjadi dasar terjadinya kehilangan respon pada penderita. Selain itu data ini juga penting untuk diketahui bila ternyata penderita harus menjalani pembedahan kemudian di rumah sakit.
P = Penyakit yang diderita
Riwayat penyakit yang diderita atau pernah diderita yang mungkin berhubungan dengan keadaan yang dialami penderita pada saat ini, misalnya keluhan sesak napas dengan riwayat gangguan jantung 3 tahun yang lalu.
A = Alergi yang dialami.
Perlu dicari apakah penyebab kelainan pada pasien ini mungkin merupakan suatu bentuk alergi, biasanya penderita atau keluarganya sudah mengetahuinya
K = Kejadian.
Kejadian yang dialami korban, sebelum kecelakaan atau sebelum timbulnya gejala dan tanda penyakit yang diderita saat ini.

Wawancara ini dapat dilakukan sambil memeriksa korban, tidak perlu menunggu sampai pemeriksaan selesai dilakukan.

Pemeriksaan Berkelanjutan
Setelah selesai melakukan pemeriksaan dan tindakan, selanjutnya lakukan pemeriksaan berkala, sesuai dengan berat ringannya kasus yang kita hadapi.
Pada kasus yang dianggap berat, pemeriksaan berkala dilakukan setiap 5 menit, sedangkan pada kasus yang ringan dapat dilakukan setiap 15 menit sekali.
Beberapa hal yang dapat dilakukan pada pemeriksaan berkala adalah :
  1. Keadaan respon
  2. Nilai kembali jalan napas dan  perbaiki bila perlu
  3. Nilai kembali pernapasan, frekuensi dan kualitasnya
  4. Periksa kembali nadi penderita dan bila perlu lakukan secara rinci bila waktu memang tersedia.
  5. Nilai kembali keadaan kulit : suhu, kelembaban dan kondisinya Periksa kembali dari ujung kepala sampai ujung kaki, mungkin ada bagian yang terlewat atau membutuhkan pemeriksaan yang lebih teliti.
  6. Periksa kembali secara seksama mungkin ada bagian yang belum diperiksa atau sengaja dilewati karena melakukan pemeriksaan terarah.
  7. Nilai kembali penatalaksanaan penderita, apakah sudah baik atau masih perlu ada tindakan lainnya. Periksa kembali semua pembalutan, pembidaian apakah masih cukup kuat, apakah perdarahan sudah dapat di atasi, ada bagian yang belum terawat.
  8. Pertahankan komunikasi dengan penderita untuk menjaga rasa aman dan nyaman

Pelaporan dan Serah terima
Biasakanlah untuk membuat laporan secara tertulis. Laporan ini berguna sebagai catatan anda, PMI dan bukti medis.
Hal-hal yang sebaiknya dilaporkan adalah :
  • Umur dan jenis kelamin penderita
  • Keluhan Utama
  • Tingkat respon
  • Keadaan jalan napas
  • Pernapasan
  • Sirkulasi
  • Pemeriksaan Fisik yang penting
  • KOMPAK yang penting
  • Penatalaksanaan
  • Perkembangan lainnya yang dianggap penting

Bila ada formulirnya sertakan form laporan ini kepada petugas yang mengambil alih korban dari tangan anda.


Serah terima dapat dilakukan di lokasi, yaitu saat tim bantuan datang ke tempat anda, atau anda yang mendatangi fasilitas kesehatan.